Kamis, 06 Desember 2012

 

Hakikat Sejati Kebahagaan Hidup
1.    Identitas Buku
            Judul                           : Ayahku (Bukan) Pembohong
            Pengarang                   : Tere-liye
            Penerbit                       :PT Gramedia Pustaka Utama
            Cetakan pertama         : April 2011
            Jumlah halaman           : 304 halaman
2.    Ringkasan/Sinopsis
Inilah kisahtentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati.
Dam adalah seorang anak dari keluarga sederhana, ayahnya seorang pensiunan pegawai negeri dan ibunya seorang ibu rumah tangga biasa. Ayah Dam mempunyai cara tersendiri untuk mendidik anaknya, yaitu dengan menceritakan tentang orang-orang hebat seperti sang kapten sepakbola yang sedang populer, suku penguasa angin dengan layang-layang raksasa, lembah Bukhara yang indah dengan apel emasnya, dan si Raja Tidur yang adil dan bijaksana. Tentu Dam kecil sangat antusias dengan cerita tersebut apalagi sang ayah ada di cerita itu bersama orang- orang hebat tersebut. Cerita- cerita tersebut menjadi sumber inspirasi dan motivasinya, Dam banyak mengambil pelajaran dari cerita ayahnya itu.
Namun ketertarikan Dam akan cerita ayahnya mulai luntur ketika dam mulai beranjak dewasa tepatnya saat ia di bangku SMA. Berawal dari pilihan ayahnya untuk menyekolahkan Dam di Akademi Gajah, sebuah sekolah yang asing baginya dan tak pernah ia dengar sebelumnya. Namun Dam banyak mendapatkan pengalaman dan pelajaran hidup di Akademi Gajah. Kepercayaan Dam akan cerita ayahnya mulai luntur saat ia menemukan buku-buku dongeng tua di perpustakaan Akademi Gajah. Cerita- cerita ayahnya tentang lembah Bukhara dan suku penguasa angin sama persis seperti cerita yang ditulis di buku tua itu. Saat itulah Dam yang telah dewasa mulai berpikir bahwa cerita ayahmya hanya dongeng belaka yang penuh dengan kebohongan, ayahnya tidak mungkin suku yang hanya ada dalam dongeng, begitu juga dengan sang kapten idolanya yang begitu hebat dan populer, ayahnya tidak mungkin mengenalnya.
Dam mulai tidak suka dengan cerita-cerita ayahnya, Dam punn semakin membenci ayahnya ketika ibunya sakit dan akhirnya meninggal. Dam mengira bahwa ayahnya tidak berusaha untuk membuat ibunya sembuh dengan mengikuti terapi atau serangkaian pengobatan, padahal ibunya sendiri yang tidak mau menjalani terapi tersebut. Tapi Dam tetap saja menyalahkan ayahnya karena baginya apa yang disampaikan ayahnya adalah kebohongan.
       Bahkan saat kuliah dam memilih untuk tinggal di kontrakan, karena baginya jika tetap tinggal di rumah akan mengingatkan kenangan tentang ibunya dan memunculkan kebencian terhadap ayahnya. Sampai suatu ketika Dam bertemu dengan Taani yang dulu adalah temannya di SD sampai SMP, kebetulan mereka kuliah di universitas yang samahanya beda jurusan. Dam mengambil jurusan teknik arsitektur yang menjadi hobi barunya saat di Akademi Gajah bahkan seluruh bangunan di sana telah berhasil dia gambar dengan detail selama 3 tahun di sana. Sedangkan Taani memilih jurusan biologi dan nantinya akan menjadi florist yang hebat.
Dam dan Taani memang akrab sejak kecil, hanya Taani yang menjadi teman baiknya saat diejek oleh Jarjit seorang anak orang kaya yang tidak suka dengan Dam karena orang tua Jarjit selalu membandingkan dirinya dengan Dam, mereka mengharapkan Jarjit seperti Dam  yang baik, patuh, penurut dan lain-lain, itulah yang membuat Jarjit selalu memusuhi Dam, begitu juga Dam sangat membenci Jarjit yang menurutnya kelewatan menghina dirinya dan keluarganya. Mereka sering berkelahi sampai orangtua mereka dipanggil ke sekolah. Kalau sudah seperti itu orang tua jarjit selalu minta maaf pada keluarga Dam. Walaupun keluarga Jarjit kaya namun mereka sangat menghormati ayah Dam dan keluarganya yang sederhana. Permusuhan mereka tidak hanya terjadi di sekolah tapi berlanjut juga di klub renang yang mereka ikuti. Namun akhirnya permusuhan mereka sirna, berawal dari sebuah taruhan yang jika Dam berhasil mengalahkan Jarjit, maka Jarjit tidak akan mengganggunya lagi selamanya,tapi jika jarjit menang Dam harus mengaku bahwa dirinya pecundang dan tidak lebih hebat dari Jarjit. Namun saat berenang Jarjit tenggelam lalu Dam lah yang menolongnya lalu membawa ke rumah sakit dengan angkutan umum Dam hanya memakai celana renang. Sejak itu permusuhan diantara mereka berganti menjadi persahabatan, keduanya menjadi partner yang sangat kompak di klub renang.
Selai Taani adalah sahabatnya, dia juga anak dari pelatih renang klubnya. Maka tidak heran jika papa Taani telah mengenal dam dan sangat setuju dengan hubungan mereka sampai akhirnya mereka menikah dan dikaruniai dua orang anak yang diberi nama Zas dan Qon, keduanya anak yang cerdas. Mereka menjadi keluarga kecil yang bahagia.
       Namun di tengah kebahagiaan itu, kebencian Dam pada ayahnya muncul kembali saat Taani mengajak ayah Dam tinggal di rumah mereka karena Taani kasihan dengan melihat ayah Dam tinggal sendri an tidak ada yang mengurusi. Ayahnya memperlakukan cucunya sama seperti Dam kecil, menceritakan cerita-cerita hebat. Sama seperti Dam kecil, Zas dan Qon pun sangat antusias mendengar cerita kakeknya. Dam sangat tidak suka dengan hal itu, menurutnya Zas dan Qon adalah anak-anaknya Dam akan mendidiknya dengan caranya sendiri bukan dengan cerita-cerita ayahnya yang menurutnya hanya kebohongan belaka. Apalagi sejak kedatangan ayahnya jadwal Zas dan Qon sedikit berubah, jam tidur mereka sering mulur karena asyik dengan cerita kakeknya. Dan yang membuat Dam sangat marah adalah saat menerima pemberitahuan dari sekolah bahwa sudah tiga hari anak-anaknya bolos sekolah. Karena keingintahuan akan kebenaran cerita kakeknya tentang suku penguasa angin dan lembah bukhara yang indah dengan apel emasnya mereka pergi ke perpustakaan kota untuk mencari tahu sehingga mereka bolos sekolah. Peristiwa itu membuat dam sangat marah dengan ayahnya sampai dia mengusir ayahnya di tengah malam saat hujan rintik-rintik, karena menurutnya ayahnya membawa dampak negatif bagi anak-anaknya.
       Namun saat pergi dari rumah Dam ayahnya tidak pulang ke rumah tapi ke makam istrinya. Pagi harinya penjaga makam menemukannya tergeletak pingsan di pemakaman. Lalu membawanya ke rumah sakit. Naluri Dam sebagai seorang anak tidak benar- benar hilang, Dam pun mencemaskan keadaan ayahnya yang masih tergeletak tak berdaya di atas ranjang pasien, dia takut kehilangan orang yang dicintai untuk kedua kalinya. Akhirnya ayahnya membuka mata dan berkata lirih minta maaf, dia minta izin untuk bercerita terakhir kalinya Dam pun tak bisa menolaknya. Ayah bercerita pertemuannya dengan ibunya seorang artis yang hampir frustasi karena penyakitnya, lalu menerima ayahnya yag ahnya orang biasa sebagai suaminya. Dokter memvonis ibunya tidak akan bertahan lama namun dia bisa bertahan sampai Dam lahir dan dewasa, itu semua karena dia bahagia, obat yang paling mujarab adalah kebahagiaan. Akhirnya ayah Dam pergi untuk selamanya, Dam sangat terpukul dengan kepergian ayahnya, dia kehilangan orang yang dicintai untuk kedua kalinya.
Saat pemakaman berlangsung begitu banyak yaaang melayat sepertinya semua orang dari seluruh kota berkumpul. Di langit terlihat 9 layang-layang raksasa seperti layang-layang suku penguasa angin yang ayah ceritakan, yang lebih mengagetkan sang kapten yang menjadi idolanya semasa kecil Dam pun datang, sang kapten mengenal ayahnya. Saat itulah Dam sadar bahwa ayahnya bukan seorang pembohong.
3.    Unsur Intrinsik
·      Tema      : kehidupan
·      Alur       : campuran
·      Tokoh    : ~ Dam wataknya patuh,
  ~ Ayah Dam wataknya penyayang, bijaksana.
  ~ Ibu Dam wataknya sabar, penyayang.
  ~ Jarjit wataknya awalnya jahat tapi setia kawan.
  ~ Retro wataknya suka mengeluh, setia kawan.
  ~ Ayah Jarjit wataknya tegas, baik , tidak sombong.
  ~ Ibu Jarjit wataknya baik, tidak sombong.
  ~ Pelatih/ papa Taani wataknya tegas, disiplin.
  ~ Taani wataknya baik, sabar, penyayang, setia kawan.
  ~ Zas wataknya bertanggungjawab, penurut, patuh, cerdas.
  ~ Qon wataknya sedikit manja, patuh, penurut dan cerdas.
·      Latar
Dalam novel ini mengambil banyak tempat diantaranya:
-         Rumah ayah Dam saat dam masih kecil dan ibunya masih hidup.
-        Sekolah SD saat ia sering bertengkar dengan jarjit dan dihukum karena malamnya menonton siaran sepakbola sehingga terlambat ke sekolah.
-         Stadion kota, saat dam dan keluarganya menonton sang kapten idolanya secara langsung.
-          Akademi Gajah, saat Dam duduk di bangku SMA.
-          Perkampungan penduduk, saat Dam dan teman-temannya bekerja sampingan membantu penduduk memanen hasil kebun.
-          Stasiun kereta, saat Dam berangkat dan pulang dari Akademi Gajah.
-          Rumah sakit, saat ibu dan ayah dam dirawat dan meninggal.
-          Rumah Taani saat Dam bertemu dengan orang tua Taani yang akan menjadi mertuanya.
-          Rumah Dam dan Taani (tempat tinggal dam bersama istri dan dua orang anaknya), saat ayahnya  bercerita pada kedua cucunya dan saat Dam mengusir ayahnya.
-           Tempat pemakaman, setelah ayahnya diusir oleh Dam dan tempat kedatangan sang kapten yang menjadi idolanya saat pemakaman ayahnya berlangsung.

·      Sudut pandang pengarang : orang pertama pelaku utama.
·      Amanat  : ~ Kita harus berbakti pada orang tua.
  ~ Bekerja keras dan jangan pernah menyerah dalam hidup.
  ~ Kita harus menolong orang yang terkena musibah walaupun dia musuh kita.
  ~ Kita tidak boleh sombong walaupun kita lebih kaya namun kita tetap harus menghormati orang lain yang mungkin secara ekonomi di bawah kita.
  ~Jika ingin mengubah sesuatu tidak bisa serta merta namun bertahap dan butuh waktu serta pengorbanan.
  ~ Kebahagiaan sejati berasal dari hati kita sendiri.
4.    Kelebihan dan Kekurangan
Novel ini menyajikan cerita yang menarik, banyak menyajikan pelajaran hidup, budi pekerti dan penuh kearifan. Bahasa yang digunakan pengarang dalam novel ini adalah bahasa yang lugas sehingga mudah dimengerti.
Namun saat selesai membaca novel ini ada pertanyaan yang masihbelum terjawab yaitu saat Dam sekeluarga menonton sang kapten secara langsung di di kota mereka, mengapa ayah Dam tidak mau menyapa sang kapten dan minta tanda tangan serta foto bersama  padahal ayahnya mengenal sang kapten, Dam pun sangat berharap ayahnya melakukan hal itu untuknya namun ayahnya malah mengajaknya pulang dengan alasan kondisi ibunya yang lemah, padahal ibu masih kuat bertahan sebentar. Sebenarnya apa alasan ayah Dam, sayang sekali bagian ini tidak dibahas secara detail padahal jika dibahas pasti akan lebih menarik dan lebih memuaskan pembaca, tidak meninggalkan tanda tanya di hati dan pikiran pembaca. Penggambaran setting suasana dalam novel ini juga kurang variatif, hampir dalam setiap peristiwa selalu menggunakan setting suasana “saat hujan rintik-rintik”.
5.    Kesan setelah membaca novel
Setelah membaca novel ini saya lebih menyadari betapa besar kasih sayang antara orang tua pada anaknya begitu juga sebaliknya, setiap orang tua pasti ingin mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya agar anaknya tumbuh menjadi anak yang lebih baik dari mereka. Dari novel ini aya juga mendapatkan banyak pelajaran hidup dan  mengerti apa sebenarnya makna kabahagiaan sejati. Hakikat sejati kebahagiaan berasal dari hati kita sendiri, bagaimana kita membersihkan dan melapangkan hati, bertahun-tahun berlatih, bertahun-tahun belajar membuat hati lebih lapang, lebih dalam dan lebih bersih. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Itulah hakikat kebahagiaan sejati ketika kita bisa membuat hati bagai danau dalam dengan sumber mata air sebening air mata, memperolehnya tidak mudah, kita harus terbiasa dengan kehidupan bersahaja, sederhana dan apa adanya. Kita harus bekerja keras sungguh-sungguh dan atas pilihan sendiri memaksa hati kita berlatih.
Percayalah , memilki hati yang lapangdan dalam adalah konkret yang menyenangkan, ketika kita bisa berdiridengan seluruh kebahagiaanhidup, menatapkesibukan di sekitar, dan melewatihari-hari berjalan bersama keluarga tercinta.
Novel ini tentu sangat berharga bagi peminat sastra. Anda dapat membaca novel ini jika ingin mendapatkan banyak pelajaran hidup dan menemukan hakikat sejati kebahagiaan hidup. Novel ini teramat sayang jika kita lewatkan begitu saja. Oleh karena itu anda dapat membaca dan  memiliki novel Ayahku (Bukan) Pembohong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com