Hakikat Sejati Kebahagaan Hidup
1.
Identitas Buku
Judul : Ayahku (Bukan)
Pembohong
Pengarang : Tere-liye
Penerbit :PT Gramedia Pustaka
Utama
Cetakan pertama : April 2011
Jumlah halaman : 304 halaman
2.
Ringkasan/Sinopsis
Inilah kisahtentang seorang anak yang dibesarkan dengan
dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia
membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati.
Dam adalah
seorang anak dari keluarga sederhana, ayahnya seorang pensiunan pegawai negeri
dan ibunya seorang ibu rumah tangga biasa. Ayah Dam mempunyai cara tersendiri
untuk mendidik anaknya, yaitu dengan menceritakan tentang orang-orang hebat
seperti sang kapten sepakbola yang sedang populer, suku penguasa angin dengan
layang-layang raksasa, lembah Bukhara yang indah dengan apel emasnya, dan si
Raja Tidur yang adil dan bijaksana. Tentu Dam kecil sangat antusias dengan
cerita tersebut apalagi sang ayah ada di cerita itu bersama orang- orang hebat
tersebut. Cerita- cerita tersebut menjadi sumber inspirasi dan motivasinya, Dam
banyak mengambil pelajaran dari cerita ayahnya itu.
Namun
ketertarikan Dam akan cerita ayahnya mulai luntur ketika dam mulai beranjak
dewasa tepatnya saat ia di bangku SMA. Berawal dari pilihan ayahnya untuk
menyekolahkan Dam di Akademi Gajah, sebuah sekolah yang asing baginya dan tak
pernah ia dengar sebelumnya. Namun Dam banyak mendapatkan pengalaman dan
pelajaran hidup di Akademi Gajah. Kepercayaan Dam akan cerita ayahnya mulai
luntur saat ia menemukan buku-buku dongeng tua di perpustakaan Akademi Gajah.
Cerita- cerita ayahnya tentang lembah Bukhara dan suku penguasa angin sama
persis seperti cerita yang ditulis di buku tua itu. Saat itulah Dam yang telah
dewasa mulai berpikir bahwa cerita ayahmya hanya dongeng belaka yang penuh
dengan kebohongan, ayahnya tidak mungkin suku yang hanya ada dalam dongeng,
begitu juga dengan sang kapten idolanya yang begitu hebat dan populer, ayahnya
tidak mungkin mengenalnya.
Dam mulai tidak
suka dengan cerita-cerita ayahnya, Dam punn semakin membenci ayahnya ketika
ibunya sakit dan akhirnya meninggal. Dam mengira bahwa ayahnya tidak berusaha
untuk membuat ibunya sembuh dengan mengikuti terapi atau serangkaian
pengobatan, padahal ibunya sendiri yang tidak mau menjalani terapi tersebut.
Tapi Dam tetap saja menyalahkan ayahnya karena baginya apa yang disampaikan
ayahnya adalah kebohongan.
Bahkan saat kuliah dam memilih untuk
tinggal di kontrakan, karena baginya jika tetap tinggal di rumah akan
mengingatkan kenangan tentang ibunya dan memunculkan kebencian terhadap
ayahnya. Sampai suatu ketika Dam bertemu dengan Taani yang dulu adalah temannya
di SD sampai SMP, kebetulan mereka kuliah di universitas yang samahanya beda
jurusan. Dam mengambil jurusan teknik arsitektur yang menjadi hobi barunya saat
di Akademi Gajah bahkan seluruh bangunan di sana telah berhasil dia gambar
dengan detail selama 3 tahun di sana. Sedangkan Taani memilih jurusan biologi
dan nantinya akan menjadi florist yang hebat.
Dam dan Taani
memang akrab sejak kecil, hanya Taani yang menjadi teman baiknya saat diejek
oleh Jarjit seorang anak orang kaya yang tidak suka dengan Dam karena orang tua
Jarjit selalu membandingkan dirinya dengan Dam, mereka mengharapkan Jarjit
seperti Dam yang baik, patuh, penurut
dan lain-lain, itulah yang membuat Jarjit selalu memusuhi Dam, begitu juga Dam
sangat membenci Jarjit yang menurutnya kelewatan menghina dirinya dan
keluarganya. Mereka sering berkelahi sampai orangtua mereka dipanggil ke
sekolah. Kalau sudah seperti itu orang tua jarjit selalu minta maaf pada
keluarga Dam. Walaupun keluarga Jarjit kaya namun mereka sangat menghormati ayah
Dam dan keluarganya yang sederhana. Permusuhan mereka tidak hanya terjadi di
sekolah tapi berlanjut juga di klub renang yang mereka ikuti. Namun akhirnya
permusuhan mereka sirna, berawal dari sebuah taruhan yang jika Dam berhasil
mengalahkan Jarjit, maka Jarjit tidak akan mengganggunya lagi selamanya,tapi
jika jarjit menang Dam harus mengaku bahwa dirinya pecundang dan tidak lebih
hebat dari Jarjit. Namun saat berenang Jarjit tenggelam lalu Dam lah yang menolongnya
lalu membawa ke rumah sakit dengan angkutan umum Dam hanya memakai celana
renang. Sejak itu permusuhan diantara mereka berganti menjadi persahabatan,
keduanya menjadi partner yang sangat kompak di klub renang.
Selai Taani
adalah sahabatnya, dia juga anak dari pelatih renang klubnya. Maka tidak heran
jika papa Taani telah mengenal dam dan sangat setuju dengan hubungan mereka
sampai akhirnya mereka menikah dan dikaruniai dua orang anak yang diberi nama
Zas dan Qon, keduanya anak yang cerdas. Mereka menjadi keluarga kecil yang
bahagia.
Namun di tengah kebahagiaan itu,
kebencian Dam pada ayahnya muncul kembali saat Taani mengajak ayah Dam tinggal
di rumah mereka karena Taani kasihan dengan melihat ayah Dam tinggal sendri an
tidak ada yang mengurusi. Ayahnya memperlakukan cucunya sama seperti Dam kecil,
menceritakan cerita-cerita hebat. Sama seperti Dam kecil, Zas dan Qon pun
sangat antusias mendengar cerita kakeknya. Dam sangat tidak suka dengan hal
itu, menurutnya Zas dan Qon adalah anak-anaknya Dam akan mendidiknya dengan
caranya sendiri bukan dengan cerita-cerita ayahnya yang menurutnya hanya
kebohongan belaka. Apalagi sejak kedatangan ayahnya jadwal Zas dan Qon sedikit
berubah, jam tidur mereka sering mulur karena asyik dengan cerita kakeknya. Dan
yang membuat Dam sangat marah adalah saat menerima pemberitahuan dari sekolah
bahwa sudah tiga hari anak-anaknya bolos sekolah. Karena keingintahuan akan
kebenaran cerita kakeknya tentang suku penguasa angin dan lembah bukhara yang
indah dengan apel emasnya mereka pergi ke perpustakaan kota untuk mencari tahu
sehingga mereka bolos sekolah. Peristiwa itu membuat dam sangat marah dengan
ayahnya sampai dia mengusir ayahnya di tengah malam saat hujan rintik-rintik,
karena menurutnya ayahnya membawa dampak negatif bagi anak-anaknya.
Namun saat pergi dari rumah Dam ayahnya
tidak pulang ke rumah tapi ke makam istrinya. Pagi harinya penjaga makam
menemukannya tergeletak pingsan di pemakaman. Lalu membawanya ke rumah sakit.
Naluri Dam sebagai seorang anak tidak benar- benar hilang, Dam pun mencemaskan
keadaan ayahnya yang masih tergeletak tak berdaya di atas ranjang pasien, dia
takut kehilangan orang yang dicintai untuk kedua kalinya. Akhirnya ayahnya
membuka mata dan berkata lirih minta maaf, dia minta izin untuk bercerita
terakhir kalinya Dam pun tak bisa menolaknya. Ayah bercerita pertemuannya
dengan ibunya seorang artis yang hampir frustasi karena penyakitnya, lalu
menerima ayahnya yag ahnya orang biasa sebagai suaminya. Dokter memvonis ibunya
tidak akan bertahan lama namun dia bisa bertahan sampai Dam lahir dan dewasa,
itu semua karena dia bahagia, obat yang paling mujarab adalah kebahagiaan.
Akhirnya ayah Dam pergi untuk selamanya, Dam sangat terpukul dengan kepergian
ayahnya, dia kehilangan orang yang dicintai untuk kedua kalinya.
Saat pemakaman
berlangsung begitu banyak yaaang melayat sepertinya semua orang dari seluruh
kota berkumpul. Di langit terlihat 9 layang-layang raksasa seperti
layang-layang suku penguasa angin yang ayah ceritakan, yang lebih mengagetkan
sang kapten yang menjadi idolanya semasa kecil Dam pun datang, sang kapten
mengenal ayahnya. Saat itulah Dam sadar bahwa ayahnya bukan seorang pembohong.
3.
Unsur Intrinsik
· Tema : kehidupan
· Alur : campuran
· Tokoh : ~ Dam wataknya
patuh,
~ Ayah Dam wataknya
penyayang, bijaksana.
~ Ibu Dam wataknya sabar,
penyayang.
~ Jarjit wataknya awalnya
jahat tapi setia kawan.
~ Retro wataknya suka
mengeluh, setia kawan.
~ Ayah Jarjit wataknya
tegas, baik , tidak sombong.
~ Ibu Jarjit wataknya baik,
tidak sombong.
~ Pelatih/ papa Taani
wataknya tegas, disiplin.
~ Taani wataknya baik,
sabar, penyayang, setia kawan.
~ Zas wataknya bertanggungjawab,
penurut, patuh, cerdas.
~ Qon wataknya sedikit manja, patuh, penurut
dan cerdas.
· Latar
Dalam novel ini
mengambil banyak tempat diantaranya:
- Rumah ayah Dam
saat dam masih kecil dan ibunya masih hidup.
- Sekolah SD saat
ia sering bertengkar dengan jarjit dan dihukum karena malamnya menonton siaran
sepakbola sehingga terlambat ke sekolah.
- Stadion kota,
saat dam dan keluarganya menonton sang kapten idolanya secara langsung.
-
Akademi Gajah,
saat Dam duduk di bangku SMA.
-
Perkampungan penduduk, saat Dam dan teman-temannya bekerja sampingan membantu penduduk memanen hasil
kebun.
-
Stasiun kereta,
saat Dam berangkat dan pulang dari Akademi Gajah.
-
Rumah sakit,
saat ibu dan ayah dam dirawat dan meninggal.
-
Rumah Taani
saat Dam bertemu dengan orang tua Taani yang akan menjadi mertuanya.
-
Rumah Dam dan
Taani (tempat tinggal dam bersama istri dan dua orang anaknya), saat
ayahnya bercerita pada kedua cucunya dan
saat Dam mengusir ayahnya.
-
Tempat pemakaman, setelah ayahnya diusir oleh
Dam dan tempat kedatangan sang kapten yang menjadi idolanya saat pemakaman
ayahnya berlangsung.
· Sudut pandang pengarang : orang pertama pelaku utama.
· Amanat : ~ Kita harus
berbakti pada orang tua.
~ Bekerja keras dan jangan pernah menyerah dalam hidup.
~ Kita harus menolong orang yang terkena musibah walaupun dia musuh
kita.
~ Kita tidak boleh sombong walaupun kita lebih kaya namun kita tetap
harus menghormati orang lain yang mungkin secara ekonomi di bawah kita.
~Jika ingin mengubah sesuatu tidak bisa serta
merta namun bertahap dan butuh waktu serta pengorbanan.
~ Kebahagiaan sejati berasal dari hati kita sendiri.
4.
Kelebihan dan
Kekurangan
Novel ini menyajikan cerita yang
menarik, banyak menyajikan pelajaran hidup, budi pekerti dan penuh kearifan.
Bahasa yang digunakan pengarang dalam novel ini adalah bahasa yang lugas
sehingga mudah dimengerti.
Namun saat selesai membaca novel ini
ada pertanyaan yang masihbelum terjawab yaitu saat Dam sekeluarga menonton sang
kapten secara langsung di di kota mereka, mengapa ayah Dam tidak mau menyapa
sang kapten dan minta tanda tangan serta foto bersama padahal ayahnya mengenal sang kapten, Dam pun
sangat berharap ayahnya melakukan hal itu untuknya namun ayahnya malah mengajaknya
pulang dengan alasan kondisi ibunya yang lemah, padahal ibu masih kuat bertahan
sebentar. Sebenarnya apa alasan ayah Dam, sayang sekali bagian ini tidak
dibahas secara detail padahal jika dibahas pasti akan lebih menarik dan lebih
memuaskan pembaca, tidak meninggalkan tanda tanya di hati dan pikiran pembaca. Penggambaran
setting suasana dalam novel ini juga kurang variatif, hampir dalam setiap
peristiwa selalu menggunakan setting suasana “saat hujan rintik-rintik”.
5.
Kesan setelah
membaca novel
Setelah membaca novel ini saya lebih menyadari betapa besar kasih
sayang antara orang tua pada anaknya begitu juga sebaliknya, setiap orang tua
pasti ingin mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya agar anaknya tumbuh menjadi
anak yang lebih baik dari mereka. Dari novel ini aya juga mendapatkan banyak
pelajaran hidup dan mengerti apa
sebenarnya makna kabahagiaan sejati. Hakikat sejati kebahagiaan berasal dari
hati kita sendiri, bagaimana kita membersihkan dan melapangkan hati,
bertahun-tahun berlatih, bertahun-tahun belajar membuat hati lebih lapang,
lebih dalam dan lebih bersih. Kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan
sejati dari kebahagiaan yang datang dari luar hati kita. Itulah hakikat
kebahagiaan sejati ketika kita bisa membuat hati bagai danau dalam dengan
sumber mata air sebening air mata, memperolehnya tidak mudah, kita harus
terbiasa dengan kehidupan bersahaja, sederhana dan apa adanya. Kita harus
bekerja keras sungguh-sungguh dan atas pilihan sendiri memaksa hati kita
berlatih.
Percayalah ,
memilki hati yang lapangdan dalam adalah konkret yang menyenangkan, ketika kita
bisa berdiridengan seluruh kebahagiaanhidup, menatapkesibukan di sekitar, dan
melewatihari-hari berjalan bersama keluarga tercinta.
Novel
ini tentu sangat berharga bagi peminat sastra. Anda dapat membaca novel ini
jika ingin mendapatkan banyak pelajaran hidup dan menemukan hakikat sejati
kebahagiaan hidup. Novel ini teramat sayang jika kita lewatkan begitu saja.
Oleh karena itu anda dapat membaca dan
memiliki novel Ayahku (Bukan) Pembohong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar