Senin, 14 Januari 2013

Mata Minus

Tips Mengobati Mata Minus
 
Banyak orang yang berpendapat bahwa memiliki mata minus memang menyusahkan. Termasuk saya, seringkali merasa tidak nyaman dengan penyakit mata yang satu ini. Miopi atau rabun jauh yang mengakibatkan kita tidak bisa melihat objek-objek yang jauh, memang menyiksa karena kita selalu bergantung pada kacamata. Saat belajar di kelaspun, kita tidak akan bisa membaca tulisan di papan tulis apabila kacamata anda tertinggal di rumah. Bukan hanya itu, saat teman yang berada jauh di depan kita, menyapa kita dan tersenyum, namun kita tidak tahu siapa dia, sehingga kita tidak balas tersenyum, mungkin kita akan dikira sombong, padahal kita memang tidak bisa melihat ekspresi apa yang ditunjukkan teman tersebut. dan masih banyak lagi akibat yang ditimbulkan oleh mata minus jika tanpa kacamata.
Apakah anda ingin terlepas dari ketergantungan menggunakan kacamata dan memiliki mata yang normal kembali? Hal itu sangat mungkin dilakukan. Karena ada suatu tanaman yang berasal dari daratan papua, yang dapat menyembuhkan mata minus. Tanaman ini bernama Barringtonia asiatica Kurz. Atau lebih dikenal dengan keben. Keben merupakan pohon berkayu lunak, dan berdiameter sekitar 50 cm dengan ketinggian 4 hingga 16 meter. Sistem perakarannya banyak dan sebagian tergenang di air laut ketika pasang dan memiliki banyak percabangan yang terletak di bagian bawah batang mendekati tanah. Bentuk daunnya besar, mengkilap dan berdaging. Daun mudanya berwarna merah muda dan akan berubah menjadi kekuningan setelah tua.

Di papua buah keben disebut rabon pi.Bagian luarnya terdiri dari kulit berserabut. Sedangkan didalamnya terdapat tempurung, di dalam tempurung terdapat sebutir biji yang keras, berlendir dan berwarna putih. Besar buah keben seukuran genggaman tangan orang dewasa, berwarna hijau ketika muda dan akan menjadi kecokelatan setelah tua dan kering. Sedangkan ukuran bunganya sekitar 16 cm, berwarna putih dengan benang sari berwarna merah muda.

Siapakah yang pertama memnggunakan biji dan buah keben sebagai tetes mata untuk mengobati penyakit mata???

Dialah Heinrich. Pada akhir tahun 2002, ia menemukan manfaat buah dan biji keben ini untuk mengobati berbagai macam penyakit pada mata. Mulai dari rabun jauh, rabun dekat, silindris, hingga katarak. Pertama kali, ia menguji coba tetes mata ini pada matanya sendiri. Kebetulan ia menderita hipermetropi plus 4. Setelah ditetesi sebanyak 20 kali, masing-masing 2 tetes, setiap 2 hari sekali, ia merasa ada perbaikan. Dan saat ia memeriksakan matanya, ternyata hipermetropia nya menjadi plus 2. Obat tetes mata ini tidak mengandung efek samping, hanya setelah penetesan, mata anda akan terasa perih 15-30menit.

Senyawa apa saja yang terkandung dalam buah keben???
Greshoff, seorang peneliti dari Belanda menemukan zat-zat seperti saponin beracun di dalam biji. Selain saponin, buah dan biji keben juga mengandung asam galat; asam hidrosianat yang terdiri dari monosakarida; serta triterpenoid yang terdiri dari asam bartogenat, asam 19-epibartogenat, dan asam anhidro-bartogenat.

Senyawa aktif dalam biji buah ini, yang diduga kuat memiliki efek penyembuhan dalam pengobatan mata adalah dari golongan saponin. Beberapa jenis saponin telah berhasil diidentifikasi. Saponin yang berasal dari buah keben merupakan saponin jenis baru. Dengan kandungan senyawa tersebut buah keben telah dilaporkan memiliki banyak aktivitas farmakologis seperti anti bakteri, anti jamur, analgesik, dan anti tumor.

Terapi mata minus (miopi)
Pengalaman empiris membuktikan bahwa obat tetes mata keben dapat menghilangkan kelainan mata minus dan silindris secara permanen 100% pada anak-anak yang belum memasuki masa puber. Untuk orang dewasa, obat tetes ini dapat menurunkan mata minus dan silindris hingga 75%. Mekanisme kerja ekstrak biji keben dalam mengoreksi mata minus dan silindris masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Dugaan sementara adalah bahwa ekstrak biji keben dapat menyegarkan saraf-saraf optik mata yang sudah lemah, sehingga mata yang minus dan silindris dapat menjadi normal kembali.

Selama proses pengobatan, penurunan minus akan terjadi secara progresif. Karena itu, kacamata yang sudah tidak cocok karena minusnya atau silindrisnya berkurang sebaiknya tidak dipaksakan untuk dipakai terus. Penggantian kacamata dapat dilakukan bila sudah tidak ada penurunan angka minus. Untuk memonitor penurunannya, penderita disarankan untuk memeriksakan matanya ke dokter secara berkala sebulan sekali.

Waktu yang diperlukan untuk menyembuhkan miopi tergantung pada beberapa faktor, terutama besarnya minus, usia penderita, dan ada atau tidaknya penyakit diabetes. Dari pengalaman empiris yang sudah ada, melalui pengawasan dokter, setelah dilakukan 10—12 penetesan, minusnya berkurang 0,5. Selanjutnya secara progresif, minus akan menurun hingga mencapai angka minus tertentu atau sembuh total. Penetesan dilakukan setiap 2 hari sekali, masing-masing mata 2 tetes. Sebagai contoh, bila seseorang menderita minus 2, setelah 20—24 hari minusnya akan menurun sebesar 0,5 sehingga menjadi 1,5 dan akan sembuh total setelah 40—48 penetesan atau diperlukan waktu sekitar 3 bulan.
Wahh sepertinya perlu untuk dicoba bagi kita yang memiliki mata minus...Selamat mencoba.... ^_^ 

Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar


Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik. Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik dibahas sebagai berikut:
1.    Anak usia SD senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
2.    Anak usia SD senang bergerak.
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
3.    Anak usia SD senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4.    Anak usia SD senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentukkonsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.
Sebagaimana dikemukakan oleh Angela Anning (1994) perkembangan belajar anak itu sebagai berikut
  1. Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dari kongkrit menuju abstrak.
  2. Anak harus siap menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahapperkembangan kognitif yang lebih tinggi, misalnya:dalam hal membaca permulaan, mengingat angka,dan belajar konservasi.
  3.  Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung, khususnya melalui aktivitas bermain.
  4. Anak memerlukan pengembangan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat digunaka secara efektif di sekolah.
  5. Perkembangan sosial anak bergerak dari egosentris menuju kepada kemampuan untuk berempati dengan yang lain.
  6. Setiap anak sebagai seiorang individu, masing-masing memiliki cara belajar yang unik.
Anak sekolah dasar berusia antara 6-12 tahun,dalam usia tersebut, selain memiliki karakter diatas , anak-anak SD juga memiliki karakteristik pertumbuhan kejiwaan sebagai berikut.
  1. pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat. hal ini sangat penting peranannya bagi pengembangan dasar yang diperlukan sebagai makhluk individu dan sosial.
  2. kehidupan sosialnya diperkaya selain kemampuan dalam hal kerjasama juga dalam hal bersaing dan kehidupan kelompok sebaya.
  3. semakin menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu juga semakin bertumbuhnya minat tertentu.
  4. kemampuan berfikitnya masih dalam tingkatan persepsional.
  5. dalam bergaul, bekerjasama dan kegiatan bersama tidak membedakan jenis yang menjadi dasar adalah perhatian dan pengalaman yang sama.
  6. mempunyai kesanggupan untuk memahami hubungan sebab akibat.
  7. ketergantungan kepada orang dewasa semakin berkurang dan kurang memerlukan perlindungan orang dewasa.

Contoh RPP


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berbasis CTL
Sekolah                       : SD Negeri Kaliwungu 05
Mata pelajaran             : IPA
Kelas / semester          : VI/ I
Alokasi waktu             : 2 X 35 menit
A.    Standar Kompetensi
·         Siswa mampu memahami pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan dan pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
B.     Kompetensi Dasar
·         Mengidentifikasi kegiatan yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam.
·         Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang sering dimanfaatkan manusia.
·         Mengidentifikasi bagian hewan yang sering dimanfaatkan manusia.
·         Mengidentifikasi jenis hewan dan tumbuhan yang mendekati kepunahan.
·         Mendeskripsikan pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup.
C.     Indikator
·         Mengetahui kegiatan manusia yang dapat merusak alam.
·         Mengetahui kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi kelestarian tumbuhan.
·         Mengetahui kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi kelestarian hewan.
·         Mengetahui bagian tumbuhan yang sering dimanfaatkan manusia.
·         Mengetahui bagian hewan yang sering dimanfaatkan manusia.
·         Mengetahui jenis hewan yang mendekati kepunahan (hewan langka/yang dilindungi).
·         Menjelaskan penyebab terjadinya kelangkaan hewan tersebut.
·         Mengetahui jenis tumbuhan yang mendekati kepunahan (tumbuhan langka/yang dilindungi).
·         Menjelaskan penyebab terjadinya kelangkaan tumbuhan tersebut.
·         Menjelaskan pentingnya melestarikan jenis tumbuhan bagi kehidupan dan kelestarian alam.
·         Menjelaskan pentingnya melestarikan jenis hewan bagi kehidupan dan kelestarian alam.
D.    Tujuan
·         Siswa dapat mengetahui kegiatan manusia yang dapat merusak alam.
·         Siswa dapat mengetahui kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi kelestarian tumbuhan.
·         Siswa dapat mengetahui kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi kelestarian hewan.
·         Siswa dapat mengetahui bagian tumbuhan yang sering dimanfaatkan manusia.
·         Siswa dapat mengetahui bagian hewan yang sering dimanfaatkan manusia.
·         Siswa dapat mengetahui jenis hewan yang mendekati kepunahan (hewan langka/yang dilindungi).
·         Siswa dapat menjelaskan penyebab terjadinya kelangkaan hewan tersebut.
·         Siswa dapat mengetahui jenis tumbuhan yang mendekati kepunahan (tumbuhan langka/yang dilindungi).
·         Siswa dapat menjelaskan penyebab terjadinya kelangkaan tumbuhan tersebut.
·         Siswa dapat menjelaskan pentingnya melestarikan jenis tumbuhan bagi kehidupan dan kelestarian alam.
·         Siswa dapat menjelaskan pentingnya melestarikan jenis hewan bagi kehidupan dan kelestarian alam.
E.     Materi Pelajaran
1.      Manusia dan keseimbangan lingkungan.
2.      Pelestarian hewan dan tumbuhan.
F.      Metode Pembelajaran
1.      Pendekatan CTL.
2.      Ceramah, diskusi, tutor, tanya jawab, quis.
G.    Langkah Pembelajaran
1.      Kegiatan awal
a.       Mengisi daftar kelas, berdo’a , mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga.
b.      Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat dan tanya jawab tentang materi yang akan diajarkan.
2.      Kegiatan inti
(Misal 1 kelas ada 30 siswa).
Materi diskusi :
                                        I.            Mengidentifikasi kegiatan yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam.
                                     II.            Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang sering dimanfaatkan manusia.
                                  III.            Mengidentifikasi bagian hewan yang sering dimanfaatkan manusia.
                                  IV.            Mengidentifikasi jenis hewan yang mendekati kepunahan.
                                     V.            Mengidentifikasi jenis tumbuhan yang mendekati kepunahan.
                                  VI.            Mendeskripsikan pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup.

a.       Membagi siswa menjadi 6 kelompok.
b.      Tiap kelompok membahas/ berdiskusi materi yang berbeda sesuai dengan urutan materi diskusi di atas. Tiap anggota kelompok harus benar-benar memahami dan menguasai materi tersebut karena mereka akan menjadi tutor dan disebar ke kelompok yang lain untuk menjelaskan materi tersebut. Harus ditentukan pont-point apa saja yang akan dijelaskan, sehingga tiap kelompok yang lain akan mendapatkan penjelasan materi yang sama dari tiap anggota kelompok tersebut.
c.       Setelah semua kelompok selesai berdiskusi dan siap dengan materi yang akan disampaikan, dimulailah kegiatan tutor-tutoran dimana tiap anggota harus menjadi tutor bagi kelompok lain.
d.      Dimulai dari kelompok I, anggota kelompok I menyebar ke kelompok lain (dia menjadi tutor) menjelaskan materinya pada kelompok tersebut.
e.       Setelah selesai menjelaskan, para tutor/anggota kelompok I berkumpul kembali.
f.       Guru memberi beberapa pertanyaan (quis) untuk siswa kelompok II-VI tentang materi I , anggota kelompok I tidak boleh ikut menjawab. Siswa yang bisa menjawab akan diberi nilai begitu juga dengan tutor yang menjelaskan padanya juga akan diberi nilai. (Jadi anggota kelompok I tidak boleh ikut menjawab namun bisa tetap mendapat nilai jika siswa yang menjawab adalah siswa yang mendapat penjelasan darinya).
g.      Begitu seterusnya sampai kelompok VI/sampai semua kelompok menjadi tutor.
3.      Kegiatan akhir
a.       Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas untuk lebih memberi pemahaman pada siswa.
b.      Memberi tugas untuk dikerjakan di rumah.
c.       Guru mengumumkan kelompok terbaik dalam berdiskusi dan dalam menyampaikan materi serta memberi reward/hadiah pada kelompok tersebut.
H.    Alat/Bahan /Sumber belajar
1.      Buku IPA 6, hal. 35-64 karangan Yayat Ibayati, dkk.
2.      Buku Senang Belajar IPA, hal. 45-78 karangan Rositawati- Aris Mubaram.

I.       Penilaian
1.      Non tes berupa lembar penilaian observasi saat siswa berdiskusi.
2.      Tes berupa tes tertulis.

Lampiran
Lampiran I         Rangkuman Materi
Lampiran II       Soal quis dan LKS
Lampiran III      Kunci jawaban
Lampiran IV      Format Penilaian



Kaliwungu, 21 Oktober 2011

            Mengetahui                                                                                                    
Kepala SDN Kaliwungu 05                                                               Guru Kelas VI                      
                                                           
            SULASTRI                                                                         MUJI LESTARI
NIP 19653312 199207 1001                                                            NIM 1003276


Template by : kendhin x-template.blogspot.com